Senin, 28 November 2011

Penyebab Ambruknya Mahakam II

TEMPO.CO,Jakarta - Pemerintah akan menurunkan tim dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum untuk menyelidiki penyebab runtuhnya Jembatan Mahakam II di Tenggarong, Kutai Kartanegara. "Dari penelitian itu nanti bisa disimpulkan (penyebab ambruknya),” ujar Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto di Tenggarong, Ahad, 27 November 2011.Menurut dia, ambruknya jembatan tersebut merupakan kejadian langka. “Jembatan itu usianya panjang, tapi mengapa 10 tahun sudah runtuh? Nanti akan dilihat setelah ada laporan lengkap.”Pihak kepolisian langsung menerjunkan tim untuk menginvestigasi ambruknya jembatan tersebut. “Tim yang dipimpin Kepala Badan Reserse Kriminal, Komisaris Jenderal Sutarman, sudah berangkat ke lokasi,” ujar juru bicara Kepolisian, Komisaris Besar Boy Rafli Ahmad, kemarin. Tim beranggotakan personel dari Pusat Laboratorium Forensik dan Identifikasi Korban Musibah (Disaster Victim Identification).Ketua Fraksi PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mendesak pemerintah bertanggung jawab penuh atas ambruknya jembatan tersebut. "Bentuk tanggung jawab pemerintah tak cukup hanya dengan memberikan biaya pengobatan gratis kepada para korban," ucapnya.Tanggung jawab itu, kata dia, seharusnya dipikul Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dan wakilnya, Hermanto Dardak. Bahkan jika perlu, "Menteri Pekerjaan Umum atau Wakil Menteri harus mundur.”Anggota Komisi Infrastruktur DPR, Arwani Tofani, meminta pemerintah segera mencari tahu penyebab ambruknya jembatan. “Masak baru 10 tahun sudah runtuh.” Dia meminta pemerintah segera melakukan pengecekan ke semua jembatan di Indonesia.Guru besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Daniel M. Rosyid, menyatakan faktor konstruksi hingga teknis pemeliharaan menjadi penyebab rontoknya jembatan. Jembatan di Kutai Kartanegara itu, kata dia, dibangun menggunakan konstruksi gantung dengan menumpukkan seluruh beban pada kedua sisi jembatan.Daniel menambahkan, sedikit saja kesalahan teknis dalam proses pemeliharaan di kedua titik di bibir jembatan, bisa berakibat fatal. "Tegangan bebannya sangat tinggi karena seluruh beban jembatan terkonsentrasi di sana,” ujarnya. Akibatnya, jembatan dalam kondisi, “Rawan putus. Sedikit kesalahan dalam mengutak-atik bisa menyebabkan kabel putus dan sepersekian detik jembatan akan anjlok.”Model jembatan ini, menurut Daniel, sebenarnya tak aman untuk dibangun di Indonesia dibanding jembatan berbasis beton. Misalnya, jembatan berbasis beton Surabaya-Madura. Jembatan ini menyebarkan beban pada seluruh tiang pancang penopang. "Sehingga beban tidak terkonsentrasi di dua titik saja.”Di Jakarta, Direktur Jenderal Bina Marga Djoko Murjanto membantah kabar bahwa jembatan Kutai Kartanegara pernah tertabrak kapal tongkang dan ponton pengangkut batu bara. "Tidak pernah (jembatan Kutai Kartanegara) ditabrak.”Dia menyayangkan kabar yang menyebutkan jembatan Kutai Kartanegara pernah tertabrak kapal pengangkut batu bara. "Mungkin yang dimaksud itu jembatan lain.”Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana dalam siaran persnya menyatakan, jembatan Kutai Kartanegara sudah enam kali ditabrak ponton. Bahkan pada tabrakan 23 Januari 2010, jembatan hampir ambruk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

klik dapat duit daftar gratis

Mau Duit???????